Cari Blog Ini

Jumat, 11 Mei 2012

YATIM PIATU DALAM PENDIKAR

Momentum 10 Muharram sebagai Lebaran Anak Yatim dalam Pendikar (Pendidikan Berkarakter) Oleh : Ateng Nurjaman, S.Pd. (SDSN Negeri 3 Ciamis) Pendidikan karakter bukan hanya sekedar menanamkan mana yang benar dan mana yang salah tetapi senantiasa terus memperbaiki diri dan memberikan kemanfaatan bagi yang lain. Hendaknya kehadiran kita ada sesuatu manfaat yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekeliling kita, Baik itu tenaga, pikiran, materi dan lain-lain. Tampakkan wajah ceria, murah senyum, tidak sekadar simpati saja, tetapi bagaimana bisa berempati. Berbagi dengan sesama, mengutamakan kepentingan saudaranya, saling berlomba dalam kebaikan dan taqwa. Pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation), sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Hal ini dapat dilihat dari moment-moment Berbagi menjadi Berkah dan Melimpah. Momentum 10 Muharram sebagai Lebaran Anak Yatim dalam Pendikar semoga sukses buat semuanya di dunia dan diakhirat, marilah kita saling berlomba, senantiasa bersegera dalam kebaikan, berusaha menjadi yang terdahulu dan terdepan dalam kebaikan. Mari kita refleksi tentang peserta didik, seolah-olah tidak terasa mereka dibawa dan dibimbing untuk menyisihkan sedikit uang jajannya, dan memanfaatkan pakaian layak pakai untuk saudara-saudaranya yang membutuhkan, hati kita terenyuh melihat mereka saling berbagi rasa dengan rekan-rekannya yang kurang beruntung, mereka tidak terasa sebenarnya mereka sedang bercengkrama dengan sang Kholik melalui pinjaman uang jajan sebagai transfer akherat dan pakaian layak pakai .... subhanalloh. “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al Baqarah: 245) “Siapakah yang dapat memberi keuntungan 700 kali lipat? Allah berfiman : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. 2 : 261). Itu sedikit goresan untuk memotivasi kita dalam sodaqoh. Allah swt. selalu menceritakan dalam Al Qur'an mengenai kepastian hancurnya alam dunia. Dalam pembukaan surah At Takwir, Al Infithaar dan Al Insyiqaaq, digambarkan secara detil bagaimana langit yang kokoh ini kelak akan menjadi rapuh dan terkelupas, bintang-bintang akan terlepas dari porosnya, lautan akan dipanaskan lalu diluapkan dan menelan semua daratan, matahari dipadamkan sehingga tidak ada kehidupan lagi di muka bumi. Ini menunjukkan bahwa harta yang selama ini manusia perjuangkan akan berakhir. Harta tidak akan pernah bisa mempertahankan kehidupan di muka bumi. Sehebat apapun usaha manusia untuk memperpanjang hidupnya, kematian pasti akan tiba pada saat yang telah ditentukan. Sudahkah kita siap dijemput sang maut ?. Sebelum menyesal, masih ada kesempatan untuk membuat harta kita menjadi abadi. Caranya: transferlah harta anda ke akhirat. Salurkan kekayaan anda melalui lembaga-lembaga sosial yang membantu fakir miskin dan anak yatim, lebih dari itu wakafkan harta anda untuk pelayanan sosial seperti masjid, sekolah pendidikan agama dan rumah sakit. Dari sini harta anda akan bergerak mencarikan pahala untuk anda. Dari sini kecapean yang selama ini anda lakukan tidak akan menjadi sia-sia. Anda kelak ditunggu oleh harta anda di surga. Itulah buah tangan yang akan menyelamatkan. Pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action), sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik. Mari turut berpartisipasi memproduksi peserta didik berjuta kebaikan, Jangan puas hanya melaksanakan yang wajib. Bersihkan harta dengan mengeluarkan zakat, tumbuh suburkan harta “sertivikasi” anda agar lebih berkah dan semakin berkembang sehingga dapat memberikan manfaat lebih banyak dengan menginfaqkannya di jalan Allah niscaya Allah akan ganti dengan yang lebih baik, jika di dunia belum ada ganti bersabarlah sebab 70 % pahala sebenarnya ada di akhirat, kita akan menyesal nanti mengapa tidak menginfaqkannya lebih banyak lagi. Olah hati peserta didik dalam beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik dengan memanfaatkan momentum 10 Muharrom untuk melunakan hatinya dalam berbagi rasa bagaimana laparnya perut anak-anak yatim melalui puasa sunat. Diriwayatkan bahwa Rasul saw menyayangi anak-anak yatim, dan lebih menyayangi mereka pada hari ke-10 bulan Muharram atau dikatakan hari (Asyura). dan menjamu serta bersedekah pada 10 muharram bukan hanya pada anak yatim tapi keluarga, anak, istri, suami dan orang orang terdekat, karena itu sunnah beliau saw dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul qadir juz 6 hal 235-236). Diriwayatkan pula bahwa sayyidna Umar ra menjamu tamu dengan jamuan khusus, pada malam 10 muharram (Musnad Imam Tabrani/ Tafsir Ibn katsir Juz 3 hal 244 Di dalam kitab beliau Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi -rahimahullah- membawakan tiga buah hadits yang berkenaan dengan puasa sunnah pada bulan Muharram, yaitu puasa hari Asyura / Asyuro (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram) “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura, beliau menjawab, ‘Menghapuskan dosa setahun yang lalu’, ini pahalanya lebih sedikit daripada puasa Arafah (yakni menghapuskan dosa setahun sebelum serta sesudahnya). Bersamaan dengan hal tersebut, selayaknya seorang berpuasa ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan (sebelumnya, ed.) Tasu’a (9 Muharram). Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada yang kesembilan’, maksudnya berpuasa pula pada hari Tasu’a. Wallahu a’lam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar